Text
Arsitektur Vernakuler Baru, Antara Gaya dan Selera Suatu Kajian melalui Pengamatan terhadap Kasus Studi Citra Niaga" di Samarinda"
Abstrak :rnKritik (arsitektur) seharusnya akan selalu diawali dengn orientasi terhadap lingkungan yang melatarbelakangi perwujudan suatu fenomena arsitektur, yang menyangkut kontekstual maupun periodisasinya. Dengan ini maka diharapkan tujuan kritik tersebut untuk mengkomunikasikan suatu fenomena arsitektur dapat mencapai sasarannya.rnNamun pada kenyataannya tak jarang terjadi, kritik arsitektur dipandang sebagai suatu aktivitas yang tidak disukai, sebab disertai gambaran awal dan subjektivitas yang seolah-olah hanya untuk mencari-cari kesalahan dan kejelekan obyeknya.rnPadahal tanpa adanya tradisi kritik arsitektur yang baik, maka arsitektur sebagai ilmu tidak akan dapat berkembang dengan baik. Prinsip yangsering menjadi pegangan dalam kritik adalah having something to say and say it well" (mempunyai sesuatu untuk dikatakan dan menyampaikan dengan baik).rnKegiatan kritik sering dipandang sebagai "puncak" (klimaks) dari kegiatan seseorang (arsitek) dalam proses kegiatan pencaharian/belajarnya.rnSuatu telaah kritis dicobakan untuk dilakukan terhadap suatu fenomena arsitektur tradisional baru (neo vernakuler) yang sedang menggejala. Dan dengan ini diharapkan suatu sikap dalam memandang fenomena tersebut
Simamora, Nicolaus | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain